Minggu, 19 April 2015

Manajer Proyek yang Baik

Manajer Proyek yang Baik

Manajer Proyek (Project Manager) atau biasa disingkat PM adalah posisi pertama yang harus diisi dalam memilih orang yang tepat untuk susunan anggota pada tim proyek. Pekerjaan ini diisi ketika proyek masih sekilas di mata orang, karena PM yang pertama menentukan apakah sebuah proyek dapat dikerjakan atau tidak.

Manajer tingkat atas akan menugaskan PM untuk hal-hal penting yang berhubungan dengan menjalankan sebuah proyek. Maka, manajer tingkat atas akan mencari seseorang yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1.            Kemampuan berkomunikasi dengan baik.
2.            Pengetahuan tentang manajemen proyek.
3.            Kemampuan mengorganisasi.
4.            Keahlian teknik. 
5.            Kepemimpinan yang luas.
6.            Kemampuan bernegosiasi dan diplomasi.


Kadang-kadang pekerjaan PM membutuhkan aksi yang tidak umum seperti berkata “Tidak” untuk perubahan permintaan yang menyimpang, mengumumkan kesalahan, atau mendisiplinkan orang-orang. PM harus mengetahui orang-orang yang terlibat sama seperti dalam politik, prosedur-prosedur pemakaian, dan proyek perusahaan.

Selain Project Manager, ada juga posisi lain yang cukup penting dalam tim proyek yaitu Project Leader atau disingkat PL. Pada tim proyek, PM berperan sebagai pelatih dari sebuah tim; sedangkan PL sebagai kapten. PM memimpin, memotivasi, mengajarkan dan menggunakan sedikit ancaman untuk mendapatkan tugas tersebut diselesaikan. PL bermain dalam tim dan memotivasi dengan memberi contoh. Kepemimpinan proyek (PM dan PL) harus selalu ada dan dapat melakukan pendekatan kepada anggota tim proyek.

Seorang PM harus melibatkan anggota tim proyek dalam setiap keputusan proyek yang penting agar mereka juga dapat mematuhinya. Sebagai contoh, anggota harus selalu memperhitungkan kembali setiap pekerjaan yang mereka kerjakan dan tercapailah kesepakatan jika seorang PM mempunyai perhitungan dan mereka tidak setuju. 

Seorang PM bertugas untuk mengirim orang-orang yang berada dalam anggota tim proyek ke kursus-kursus agar mereka mendapat sesuatu yang dapat dipelajari dari orang-orang yang berpengalaman sesuai di bidangnya.

Sumber :
http://diananuramalina.blogspot.com/2015/04/manajer-proyek-yang-baik.html


COCOMO

COCOMO (Constructive Cost Model)
COCOMO (Constructive Cost Model) merupakan model algoritma estimasi biaya perangkat lunak yang dikembangkan oleh Barry Boehm pada tahun 1981. Model ini menggunakan dasar regresi formula, dengan parameter yang berasal dari data historis dan karakteristik proyek-proyek saat ini.

http://www.c-sharpcorner.com/UploadFile/nipuntomar/cocomo-1-cocomo81-constructive-cost-estimation-model/Images/COCOMO1.gif

Pada tahun 1981, Barry Boehm mendesain COCOMO untuk memberikan estimasi jumlah Person-Months untuk mengembangkan suatu produksoftware. Referensi pada model ini dikenal dengan nama COCOMO 81. Pada tahun 1990, muncul suatu model estimasi baru yang disebut dengan COCOMO II. Secara umum referensi COCOMO sebelum 1995 merujuk pada original COCOMO model yaitu COCOMO 81, kemudian setelah itu merujuk pada COCOMO II.

Model estimasi COCOMO telah digunakan oleh ribuan project manager suatu proyek perangkat lunak, dan berdasarkan pengalaman dari ratusan proyek sebelumnya. Tidak seperti model estimasi biaya yang lain, COCOMO adalah model terbuka, sehingga semua detail dipublikasikan, termasuk :
·                     Dasar persamaan perkiraan biaya.
·                     Setiap asumsi yang dibuat dalam model.
·                     Setiap definisi.
·                     Biaya yang disertakan dalam perkiraan dinyatakan secara eksplisit
Perhitungan paling fundamental dalam COCOMO model adalah penggunaan Effort Equation (Persamaan Usaha) untuk mengestimasi jumlah dari Person-Months yang dibutuhkan untuk pengembangan proyek. Sebagian besar dari hasil-hasil lain COCOMO, termasuk estimasi untuk Requirement danMaintenance berasal dari persamaan tersebut. 

Jenis-jenis COCOMO :

1. Model COCOMO Dasar (COCOMO I 1981)

Menghitung usaha pengembangan PL (dan biaya) sebagai fungsi dari ukuran program yang diekspresikan dalam baris kode yang diestimasi. Menghitung dari estimasi jumlah FP dan LOC; FP = suatu unit pengukuran untuk keterhubungan dan keterkaitan antar prosedur, fungsi dan lingkungan SW.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhElc5oOkFVrmuBuPvHXpn4KpbrOBZFIHkrtv8lueREwdqnPYxeLB_sKAQbivjf6aaHfdpldkfnHPr3eJwvnlxNEVfwnyiqVTGyUIejZ_BGerWEOGLZrvyD6-YfjxaDbYO1-BsRyroRsfw/s400/cocomo+dasar.jpg

Persamaan COCOMO dasar berbentuk :
E = abKLOCbb
D = cbEdb
Dimana E adalah usaha yang diaplikasikan dalam person-month,
D adalah waktu pengembangan dalam bulan kronologis
KLOC adalah jumlah baris penyampaian kode yang diperkirakan untuk proyek tsb.
Koefisien ab dan cb dan eksponen bb dan db ada pada tabel1

2. Model COCOMO Intermediate (COCOMO II 1999)

Menghitung usaha pengembangan PL sebagai fungsi ukuran program dan serangkaian “pengendali biaya” yang menyangkut penilaian yang subyektif terhadap produk, perangkat keras personil, dan atribut proyek. Menghitung dari besarnya program dan “cost drivers” (faktor-faktor yang berpengaruh langsung kepada proyek), spt: hardware, personnel, dan atribut-atribut proyek.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL3ljwOtK4yhZM2alpiiV5abQZE4DNCK-kDUmyL2bHPjMez5En-ifcDMGtDLodu0ud93LfvFlfI2pSO0DmOfE-wmvysuMFINFWdLF9Dv3HRLkcNzajUhWoczfdy_PTegjCJqDbryskzvA/s400/cocomo+intermediate.jpg

Model COCOMO menengah berbentuk :
E = aiKLOCbi x EAF
Dimana E adalah usaha yang diaplikasikan dalam person-month,
KLOC adalah jumlah baris penyampaian kode yang diperkirakan untuk proyek tsb.
Koefisien ai dan eksponen bi ada pada Tabel2.

3. Model COCOMO Advanced

Menghubungkan semua karakteristik versi intermediate dengan penilaian terhadap pengaruh pengendali biaya pada setiap langkah (analisis, perancangan, dll) dari proses rekayasa PL.Memperhitungkan semua karakteristik dari “intermediate” di atas dan “cost drivers” dari setiap fase (analisis, design, implementation, etc) dlm SW life cycles;

Sumber :
http://diananuramalina.blogspot.com/2015/04/cocomo-constructive-cost-model.html


Kenapa dianjurkan menggunakan software open source dalam membuat aplikasi?

Karena software yang didukung oleh open source merupakan sistem yang mendistribusikan perangkat lunak kepada pengguna dengan memberikan program dan source code secara gratis. Tetapi kita juga bisa mengembangkan open source tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita, tentunya kebebasan itu tetap bertumpu pada etika dan peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun keuntungan dari penggunaan Open Source antara lain :
1.                  Lisensi gratis, sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk pembelian lisensi software
2.                  Keberadaan bug/error dapat segera terdeteksi dan diperbaiki karena software tersebut dikembangkan oleh banyak orang ataupun pemakai, karena secara tidak langsung telah dievaluasi oleh banyak pemakai (End-User).
3.                  Banyaknya tenaga (SDM) untuk mengerjakan & mengembangkan proyek Open Source, karena biasanya proyek Open Source menarik banyakdeveloper. Melalui komunitas besar dengan banyak konsep-konsep inisoftware Open Source tumbuh menjadi standar internasional yang terbuka dan memiliki daya inter-operabilitas yang baik. 
4.                  Pengguna dapat langsung ikut serta dalam pengembangan Program, karena pengguna memiliki source code.
5.                  Software dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dari pengguna tanpa menyalahi EULA.
6.                  Cross Platform dan kompatibel di berbagai sistem operasi.
7.                  Legal, dan tidak melanggar undang-undang hak cipta serta aman dari razia penggunaan dan pembajakan software ilegal.
8.                  Software Open Source bebas dari Malware (Virus/Worm/Trojan) dibanding software ilegal hasil crackpatch ataupun dari keygen.
9.                  Jika software Open Source yang kita gunakan perusahaannya mengalami kebangkrutan, maka tidak menimbulkan kerugian materil bagi pemakainya, lain halnya pada software komersil, pasti pemakainya harus membeli software baru.
10.              Terkadang keahlian kita akan terasah dengan memakai software Open Source.
11.              Dapat menghasilkan produk yang tidak kalah bagus dengan hasil darisoftware yang berlisensi. Jika dijual maka keuntungan dari penjualan produk lebih besar.
12.              Sebagian software Open Source tidak menguras sumber daya pemakaian komputer.
Kekurangan dari penggunaan software Open Source ini, antara lain :
1.                  Masalah yang berhubungan dengan intelektual property. Pada saat ini, beberapa negara menerima software dan algoritma yang dipatenkan. Hal ini sangat sulit untuk diketahui jika beberapa motede utama untuk menyelesaikan masalah software di patenkan sehingga beberapa komunitas dapat dianggap bersalah dalam pelanggaran intelektual property.
2.                  Kurangnya SDM yang dapat menggunakan dan memanfaatkan Open Source.
3.                  Tidak adanya perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
4.                  Perkembangan software tergantug dari sekumpulam manusia itu sendiri.
5.                  Tidak ada garansi dari pengembangan, sumber kode masih mentah dan pengembangan dasar masih dalam pembangunan.
6.                  Kebanyakan orang masih menganggap bahwa kode merupakan aset yang harus dijaga kerahasiannya. Hal ini dikaitkan dengan besarnya usaha yang sudah dikeluarkan untuk membuat produk tersebut. Karena sifatnya yang terbuka, dapat di-abuse oleh orang-orang untuk mencuri ide dan karya orang lain.

Sumber :



Sabtu, 18 April 2015

TMC Polda Metro Jaya

TMC Polda Metro Jaya @TMCPoldaMetro

Nama Polda Metro Jaya awalnya adalah Kantor Besar Polisi Jakarta. Namun menjelang pengembalian kedaulatan ke Republik Indonesia, dibentuklah kepolisian di Jakarta yang diberi nama Kantor Polisi Komisariat Jaya disingkat menjadi Kepekomjaya. Nama Komdak disandang kesatuan ini pada tahun 1965 pada masa Brigjen Raden Mas Sawarno Tjokrodiningrat menjabat sebagai Kepala Kantor Polisi Komisariat Jaya.
Komdak VII Jaya adalah singkatan dari Komandan Daerak Kepolisian VII Jaya. Pada tahun 1967, nama tersebut diubah lagi menjadi Komando Daerah Kepolisian Metro Jaya yang disingkat menjadi Komdak Metro Jaya. Kata Metro diambil setelah Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta menyatakan Kota Jakarta sebagai kota metropolitan. Dan nama metro ini terus dipertahankan hingga nantinya menjadi Polda Metro Jaya.
TMC Polda Metro Jaya memliki akun twitter yang akan kita bahas dan juga dianalisa mengenai akun tersebut.



Gambar 1. Halaman depan twitter TMC Polda Metro


Analisa akun twitter @TMCPoldaMetro
1. Konten Tweet
Pada setiap isi tweet dari @TMCPoldaMetro berisi informasi mengenai aktifitas lalu lintas yang terjadi di sekitar JABODETABEK dan juga himbauan kepada setiap masyarakat akan kesadaran berkendara dalam mentaati peraturan yang berlaku demi keselamatan kita semua. Informasi yang disajikan cukup baik untuk kita yang sedang berada di jalan. Karena @TMCPoldaMetro menginformasikan daerah-daerah mana saja yang terkena atau terdapat kemacetan. Tetapi tidak hanya @TMCPoldaMetro yang memberikan informasi kemacetan, para followers dari @TMCPoldaMetro juga berbagi informasi seputar lalu lintas kepada @TMCPoldaMetro melalui mentions dan akan dilanjutkan oleh @TMCPoldaMetro dengan Retweet atan Reply.


Gambar 2. Konten Tweet


2. Keaktifan
Dilihat dari tweet yang muncul, akun @TMCPoldaMetro dapat dikatakan aktif. Karena akun @TMCPoldaMetro selalu update dalam 24 jam sehari.


Gambar 3. Keaktifan


3. Tanggapan Kasus
Karena @TMCPoldaMetro menangani masalah dibidang lalu lintas maka kasus yang ditangani oleh @TMCPoldaMetro adalah ketertiban dalam menjalankan peraturan di jalan oleh pengendara dan juga sarana dan prasarana lalu lintas yang bekerja dengan baik atau tidak. Semua akan dipantau oleh @TMCPoldaMetro untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Bila terjadi kerusakan sarana dan prasarana lalu lintas @TMCPoldaMetro akan berusaha untuk memperbaiki.



Gambar 4. Tanggapan Kasus

4. Respon Keluhan dari Masyarakat
Dalam menanggapi mention yang masuk @TMCPoldaMetro termasuk responsif tetapi tidak semua pertanyaan dibalas dengan cepat. Itu terlihat dari mention yang masuk dan  juga balasan yang diterima.



Gambar 5. Respon Keluhan


5.  Etika Membalas
Dilihat dari balasan mention @TMCPoldaMetro dapat dinilai bahwa akun @TMCPoldaMetro sudah menggunakan bahasa yang baik dalam membalas mention dari masyarakat.




 

Gambar 6. Etika Membalas


Kesimpulan :
Menurut analisa yang sudah dijabarkan, maka menurut pendapat saya akun @TMCPoldaMetro sudah masuk dalam kategori baik. Karena setiap informasi yang diberikan oleh @TMCPoldaMetro bermanfaat bagi para pengendara dan juga balasan tweet @TMCPoldaMetro yang ditujukan oleh masyarakat dibalas dengan tata bahasa yang baik.



Sumber :
http://www.anneahira.com/polda-metro-jaya.htm
http://diananuramalina.blogspot.com/2015/04/akun-twitter-kemdikbudri.html#more

https://twitter.com/TMCPoldaMetro